Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Puisi Paskah

Darah Yesus Terkucur Jumat Agung saksi keagungan Tetesan darah terus mengucur Di sepanjang jalan salib itu Menuju bukit tinggi kalfari Cambukan penghinaan ludahan 3 paku tertancap di kaki dan tangan Mahkota duri melingkar di kepala Jubahpun telah dibuang dan diundi Lelah perih sakit haus dan dahaga Harus Yesus tanggung demi kita Darah yang terkucur itu Tuk menebus dosa manusia

Puisi paskah

Pengorbanan Illahi Dosa Adam dan Hawa Memutus hubungan suci Kontak tak pernah ada lagi Hingga muncul dosa warisan Manusia bersembunyi di balik dosa Manusia terkapar bergelimang dosa Komunikasi dengan Illahi sudah tak ada Akibat dosa warisan Adam dan Hawa Pria harus berpeluh mencari nafkah Wanita kesakitan saat melahirkan Manusia meremukan kepala ular Ular meremukan tumit manusia Hingga janji Allah terpenuhi Dikirim anakNya yang tunggal Untuk menjadi penebus dosa Menjadi jembatan penghubung Antara Manusia dan Allah Tanpa batas ruang dan waktu Siapa yang percaya pada Yesus Maka akan beroleh hidup kekal DosaMu telah ditebus saat ini

Geguritan tema budi pekerti

Negara Mawa Tata Ojo dumeh bisa catur Catur tanpa eling pitutur Ojo dumeh bisa matur Matur tanpa rasa gawe akur Catur iku kang pitutur Matur kang bisa gawe akur Eguh pakewuh unggah ungguh Kang kudu tetep direngkuh Negara mawa tata desa mawa cara Tata negara kita iku kang utama Jinunjung ruyung tanpa ujung Kang gawe Indonesia pinayung

Geguritan tema Budi Pekerti

Unggah ungguh Jaman saiki kang wis modern Kang di arani jaman globalisasi Manungsa pada lali unggah ungguh Lali tata krama lan lali sopan santun Wong tuwa lungguh bocah pating dlajik Pencilakan tanpa rasa ewuh pakewuh Guru nerangke tanpa dirunggokake Pitutur babar blas ora digubris Kawula muda jaman saiki Ayo pada elinga marang pitutur Kita urip mung sak wetara Ojo gawe pokal kang gawe dosa Pitutur becik kudu dilakokake Unggah - ungguh marang wong tua Tata krama marang sak padha padha Kanthi ati kang tumata becik

Kaca Palu Baja

Teraphy hati 1 Palu Menghancurkan Kaca Palu Membentuk Baja Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam. Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita. Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. “Mental baja” adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya. Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa “masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik”. Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk diri...