Kotbah kristen : Kuasa Pelayanan
KUASA PELAYANAN
( Lukas 6 : 12-19 )
Kuasa Pelayanan.
Doa adalah salah satu tema utama Injil Lukas. Yesus naik ke “bukit” untuk berdoa kepada Allah semalam suntuk (12), sebagai persiapan untuk memilih kedua belas rasul (13-16) dan untuk pelayanan selanjutnya, baik dalam pengajaran maupun penyembuhan orang sakit (18-19).
Kedua belas rasul dipilih dari antara sekian banyak murid yang mengikut Yesus (13). Mereka disebut “rasul,” sebutan yang diberikan kepada orang yang diserahi tanggung jawab sebagai utusan dan saksi (bdk. Kis. 1:21-25). Mereka dipersiapkan untuk melanjutkan pekerjaan Yesus di dunia dan menjadi pemimpin umat Allah yang baru, menggantikan kepemimpinan para pemuka agama Yahudi yang tidak mengakui karya penebusan Allah di dalam Yesus.
Pemilihan para rasul dilakukan di atas “bukit,” suatu lokasi yang di dalam literatur Yahudi sering dikaitkan dengan penampakan Allah dan pemberian wahyu Ilahi. Itu berarti, mereka dipilih atas kehendak Allah, yang Ia nyatakan kepada Yesus melalui doa (bdk. 3:21-22; 5:16-17). Sesudah memilih kedua belas rasul, Yesus turun dari bukit bersama mereka (17a).
Melalui doa, Yesus diurapi dengan kuasa untuk pelayanan-Nya, baik dalam mengajar maupun menyembuhkan orang-orang dari segala lapisan masyarakat (17b-19). Kata yang sama, “menyembuhkan,” untuk penyakit fisik (18a) dipakai juga untuk pembebasan dari gangguan roh jahat (18b).
Yesus sendiri telah melakukan pemuridan semasa pelayanan-Nya di dunia. Ia memilih beberapa orang untuk dijadikan murid selama Ia melayani di dunia. Begitu pentingnya murid dan pemuridan itu sehingga proses pemilihan didahului dengan doa semalaman (12). Orang-orang yang akan Dia pilih jadi murid adalah orang-orang yang bukan hanya akan mempelajari mata pelajaran tertentu, melainkan mereka akan mengikuti Dia kemana pun Dia pergi. Mereka akan berada dalam relasi yang dekat dengan Dia.
Merekalah yang akan menjadi fondasi dari kelompok orang-orang pilihan Tuhan yang baru. Mereka juga yang kelak akan melanjutkan pelayanan-Nya setelah Ia meninggalkan dunia ini. Orang-orang itu kelak akan menyebarluaskan ajaran Kristus ke seluruh penjuru dunia. Melihat tugas berat dan mulia yang akan mereka pikul kemudian, tak heran bila Yesus menghabiskan waktu semalaman untuk berdoa.
Yesus merasa perlu menyelidiki dan mengetahui kehendak Bapa dalam hal itu. Dia tidak ingin memilih hanya berdasarkan pertimbangan dan kehendak-Nya sendiri saja.
Pemuridan penting juga bagi gereja masa kini. Dengan pemuridan, warga gereja diajar bagaimana harus hidup sebagai pengikut Kristus. Dengan pemuridan, orang percaya tahu bahwa dia hidup saleh bukan agar dirinya masuk surga, melainkan ungkapan syukur atas keselamatan yang diterima dari Tuhan.
Dia pun harus sadar bahwa dia harus berbagi kabar baik dengan dunia hingga orang lain dapat mendengar dan menerima anugerah Kristus yang mulia itu. Sehingga makin banyak orang yang bersedia jadi murid-Nya.
( Lukas 6 : 12-19 )
Kuasa Pelayanan.
Doa adalah salah satu tema utama Injil Lukas. Yesus naik ke “bukit” untuk berdoa kepada Allah semalam suntuk (12), sebagai persiapan untuk memilih kedua belas rasul (13-16) dan untuk pelayanan selanjutnya, baik dalam pengajaran maupun penyembuhan orang sakit (18-19).
Kedua belas rasul dipilih dari antara sekian banyak murid yang mengikut Yesus (13). Mereka disebut “rasul,” sebutan yang diberikan kepada orang yang diserahi tanggung jawab sebagai utusan dan saksi (bdk. Kis. 1:21-25). Mereka dipersiapkan untuk melanjutkan pekerjaan Yesus di dunia dan menjadi pemimpin umat Allah yang baru, menggantikan kepemimpinan para pemuka agama Yahudi yang tidak mengakui karya penebusan Allah di dalam Yesus.
Pemilihan para rasul dilakukan di atas “bukit,” suatu lokasi yang di dalam literatur Yahudi sering dikaitkan dengan penampakan Allah dan pemberian wahyu Ilahi. Itu berarti, mereka dipilih atas kehendak Allah, yang Ia nyatakan kepada Yesus melalui doa (bdk. 3:21-22; 5:16-17). Sesudah memilih kedua belas rasul, Yesus turun dari bukit bersama mereka (17a).
Melalui doa, Yesus diurapi dengan kuasa untuk pelayanan-Nya, baik dalam mengajar maupun menyembuhkan orang-orang dari segala lapisan masyarakat (17b-19). Kata yang sama, “menyembuhkan,” untuk penyakit fisik (18a) dipakai juga untuk pembebasan dari gangguan roh jahat (18b).
Yesus sendiri telah melakukan pemuridan semasa pelayanan-Nya di dunia. Ia memilih beberapa orang untuk dijadikan murid selama Ia melayani di dunia. Begitu pentingnya murid dan pemuridan itu sehingga proses pemilihan didahului dengan doa semalaman (12). Orang-orang yang akan Dia pilih jadi murid adalah orang-orang yang bukan hanya akan mempelajari mata pelajaran tertentu, melainkan mereka akan mengikuti Dia kemana pun Dia pergi. Mereka akan berada dalam relasi yang dekat dengan Dia.
Merekalah yang akan menjadi fondasi dari kelompok orang-orang pilihan Tuhan yang baru. Mereka juga yang kelak akan melanjutkan pelayanan-Nya setelah Ia meninggalkan dunia ini. Orang-orang itu kelak akan menyebarluaskan ajaran Kristus ke seluruh penjuru dunia. Melihat tugas berat dan mulia yang akan mereka pikul kemudian, tak heran bila Yesus menghabiskan waktu semalaman untuk berdoa.
Yesus merasa perlu menyelidiki dan mengetahui kehendak Bapa dalam hal itu. Dia tidak ingin memilih hanya berdasarkan pertimbangan dan kehendak-Nya sendiri saja.
Pemuridan penting juga bagi gereja masa kini. Dengan pemuridan, warga gereja diajar bagaimana harus hidup sebagai pengikut Kristus. Dengan pemuridan, orang percaya tahu bahwa dia hidup saleh bukan agar dirinya masuk surga, melainkan ungkapan syukur atas keselamatan yang diterima dari Tuhan.
Dia pun harus sadar bahwa dia harus berbagi kabar baik dengan dunia hingga orang lain dapat mendengar dan menerima anugerah Kristus yang mulia itu. Sehingga makin banyak orang yang bersedia jadi murid-Nya.
Komentar
Posting Komentar